BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara
unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem
merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di
bumi ada bermacam-macam ekosistem. Salah satunya adalah ekosistem air
laut.. Dan dalam makalah ini, kami akan cantumkan tentang ekosistem air
laut.Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Luas
ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi.
Ekosistem ini biasa juga disebut dengan Ekosistem Bahari Ekosistem air laut
seperti halnya ekosistem air tawar, pada ekosistem air laut merupakan media
internal dan eksternal bagi organisme yang hidup didalamnya. Air merupakan
zat yang mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut sekaligus juga merupakan
bagian penyusun atau pembentuk tubuh tumbuh-tumbuhan dan binatang
bianatang laut (Dr. Abdul Razak, M.Si, dan DR. H. Armin Arief,
M.PH,2006:65)
B. Rumusan
Masalah
Dalam makalah yang kami susun ini, dengan judul
“Ekosistem Air Laut” ada beberapa yang menjadi rumusan masalah diantaranya:
1. Apa pengertian
ekosistem air laut ?
2. Bagaimana
ciri-ciri ekosistem air laut ?
3. Mendeskripsikan
pembagian ekosistem air laut ?
C. Tujuan
Penulisan
Dalam penulisan makalah maka tentulah memiliki suatu
tujuan. Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui
pengertian ekosistem air laut
2. Untuk mengetahui
ciri-ciri ekosistem air laut
3. Untuk mengetahui
pembagian ekosistem air laut
D. Manfaat
Penulisan
Ketika kita menulis makalah maka tentu ada manfaat
yang dapat kita ambil, baik dari penyusun sendiri maupun bagi para pembaca.
Adapun beberapa manfaat yang dapat ambil yaitu dapat mengetahui ilmu tentang
ekosistem air laut, baik dari pengertiann, cici-cirinya, pembagiannya, maupun
manfaat dari ekosistem air laut itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling
luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari
permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar,
ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan
revolusi biru. Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat di
perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem
pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut. Seperti halnya
ekosistem air tawar, pada ekosistem air laut merupakanmedia internal dan
eksternal bagi organisme yang hidup didalamnya. Air merupakan zat yang
mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut sekaligus jugamerupakan bagian
penyusun atau pembentuk tuibuh tumbuh-tumbuhan dan binatang bianatang
laut.
B. Ciri-Ciri
Ekosistem Air Laut
Dari pengertian tentang ekosistem air laut yang telah
dijelaskan di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa
ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. Memiliki
salinitas (kadar garam) tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
2. NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga
mencapai 75%.
3. Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
4. Memiliki variasi
perbedaan suhu di
permukaan dengan di kedalaman.
5. Memiliki kadar
mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut
bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di
laut beriklim dingin).
6. Ekosistem air
laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
C. Pembagian
Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai,
estuari, dan terumbu karang.
1. Lautan/laut
Dari sisi Bahasa Indonesia pengertian laut adalah kumpulan
air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan
atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan
tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Pada hewan
dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan tekanan
osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi.
Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai
tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan
beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah:
a) hanyak minum
b) air masuk ke
jaringan secara osmosis melalui usus
c) sedikit
mengeluarkan urine
d) pengeluaran air
terjadi secara osmosis
e) garam-garam
dikeluarkan secara aktif melalui insang
Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut
terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya yaitu
:
a) Tempat rekreasi
dan hiburan.
b) Tempat hidup
sumber makanan kita.
c) Pembangkit
listrik
d) Tempat budidaya ikan,
kerang mutiara, rumput laun, dll.
e) Tempat barang
tambang berada.
f) Salah satu
sumber air minum (desalinasi).
g) Sebagai jalur
transportasi air.
h) Sebagai tempat
cadangan air bumi.
i) Sebagai
objek riset penelitian dan pendidikan.
Di permukaan bumi terdapat berbagai macam jenis laut,
jenis laut dapat dibedakan berdasarkan proses terjadinya, letaknya dan
kedalamannya.
a. Berdasarkan
proses terjadinya perairan laut dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Laut Ingresi,
terjadi karena dasar laut mengalami penurunan. Kedalaman laut ingresi pada
umumnya lebih dari 200 meter. Contoh laut ingresi adalah Laut Maluku dan Laut
Sulawesi.
2. Laut Transgresi,
terjadi karena permukaan air laut bertambah tinggi. Laut transgresi umumnya
terdiri dari laut dangkal yang kedalamannya kurang dari 200 meter. Contoh laut
transgresi adalah Laut Jawa, Laut Cina Selatan dan Laut Arafura.
3. Laut Regresi,
terjadi karena laut mengalami penyempitan akibat adanya proses sedimentasi
lumpur yang dibawa oleh sungai.
b. Berdasarkan
letaknya, perairan laut terdiri dari :
1. Laut Tepi, yaitu
laut yang terdapat di tepi benua. Contohnya Laut Jepang, Laut Cina Selatan dan
Laut Arab.
2. Laut Tengah,
yaitu laut yang terletak di antara dua benua. Contohnya Laut Tengah, laut-laut
yang ada di wilayah Indonesia.
3. Laut Pedalaman,
yaitu laut terletak di tengah-tengah benua dan hampir seluruhnya dikelilingi
oleh daratan. Contohnya Laut Hitam dan Laut Baltik
c. Berdasarkan
kedalamannya, wilayah perairan laut terdiri dari empat zona, yaitu :
1. Zona Litoral,
yaitu wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut. Wilayah ini
kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan tergenang pada saat air laut
mengalami pasang. Zona litoral biasanya terdapat di daerah yang pantainya
landai.
2. Zona Neritik,
adalah daerah dasar laut yang mempunyai kedalaman rata-rata kurang dari 200
meter. Contohnya wilayah perairan laut dangkal di Paparan Sunda dan Paparan
Sahul di wilayah perairan Indonesia. Seperti Laut Jawa, Selat Sunda dan Laut
Arafuru.
3. Zona Batial,
adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman antara 200 meter – 1.800
meter.
4. Zona Abisal,
adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1.800 meter.
Contohnya Palung Laut Banda (7.440meter) dan Palung Laut Mindanao (10.830
meter).
Di Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang
sangat luas dan kurang terjaga sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa
batas wilayah dengan negara tetangga. Adapun wilayah perairan
laut Indonesia antara lain :
1. Landas Kontinen,
yaitu bagian laut yang kedalamannya mencapai 200 meter. Pada wilayah ini suatu
negara berhak untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya.
Penentuan landas kontinen didasarkan atas wilayah perairan Indonesia dan
dikuatkan oleh perjanjian dengan negara-negara yang berbatasan dengan
Indonesia, seperti Malaysia, Thailand, Australia, Singapura dan India.
2. Laut Teritorial,
yaitu wilayah laut suatu negara sejauh 12 mil dari garis dasar lurus. Garis
dasar lurus adalah garis yang ditarik dari titik-titik terluar suatu pulau pada
saat air laut surut.
3. Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu negara yang diukur sejauh 200 mil (±
320 Km) dari garis dasar wilayah laut.
2. Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem
darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus
harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi
struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Adapun pembagian
daerah pantai terbagi atas 3, yaitu :
1. Daerah
paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni
oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi
kepiting dan burung pantai.
2. Daerah
tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni
oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
3. Daerah
pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh
beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan
berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut
:
a. Formasi
pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir
adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan
angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah
Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia
martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus
tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
b. Formasi
baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia,
Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang
surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas.
Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen.
Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai
penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau
antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut
tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera,
Acgicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai
dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas
atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air
tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang
surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain
rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain
berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata
laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi
untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan
bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4. Terumbu
Karang
a. Pengertian terumbu
karang
Terumbu karang adalah
sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis
tumbuhan alga yang disebut
zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa
yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia
(atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul,Morfologi dan Fisiologi. Koloni karang
dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang
terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan
mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada
kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang
disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta
dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu karang merupakan habitat bagi
berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya
yang belum diketahui. Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada
struktur fisik beserta ekosistem yang
menyertainya yang secara aktif membentuk sedimen kalsium karbonat akibat
aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu karang
merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut,
atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan
suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitaskoral.
b. Habitat terumbu karang
Terumbu karang pada
umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50
m di bawah permukaan laut. Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di
dalam laut dan tidak
memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan
tidak membentuk karang.
Ekosistem terumbu
karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap
perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan
kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan perubahan suhu
lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang
(coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama
peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan
Indonesia adalah 2-3°C di atas suhu normal.
c. Kondisi optimum terumbu karang
Untuk dapat
bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang membutuhkan kondisi
lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekitar di atas 20oC.
Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan
tidak berpolusi. Hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang.
Beberapa terumbu
karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatanfotosintesis. Polip-polip penyusun
terumbu karang yang terletak pada bagian atas terumbu karang dapat menangkap
makanan yang terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis. Oleh
karena itu, oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat dimanfaatkan oleh
spesies laut lainnya.[1] Hewan karang
sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme laut yang efisien karena mampu
tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien (oligotrofik).
d. Manfaat terumbu karang
Terumbu karang
mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi
maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat
diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat
dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah :
1. sebagai tempat
hidup ikan yang banyak
dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang,
ikan ekor kuning), batu karang,
2. pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan
warnanya.
3. penelitian dan
pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.
4. Penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang
dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman hayati.
e. Klasifikasi terumbu karang
1. Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur
a. Karang hermatifik adalah karang
yang dapat membentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan
penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis.
b. Karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae uniseluler (Dinoflagellata
unisuler), seperti Gymnodinium microadriatum, yang terdapat di
jaringan-jaringan polip binatang karang dan melaksanakan Fotosintesis. Dalam simbiosis,
zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis
yang akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan karang menghasilkan komponen inorganik
berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae. Hasil samping dari aktivitas ini
adalah endapan kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri
ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang karang.
c. Karang hermatipik mempunyai sifat yang
unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah
pertumbuhannya selalu bersifatFototropik positif. Umumnya
jenis karang ini hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana
penetrasi cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut. Disamping
itu untuk hidup binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar
antara 25-32 °C.
d. Karang ahermatipik tidak
menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas
diseluruh dunia.
2. Berdasarkan letaknya
a. Terumbu karang tepi atau karang
penerus atau fringing reefs adalah jenis terumbu karang paling sederhana dan
paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu
karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar.
Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan
ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini
berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian
endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam,
pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh:Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
b. Terumbu
karang penghalang. Secara umum, terumbu karang penghalang atau barrier
reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh
dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar 0.52 km ke arah laut
lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang
membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan
kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang
terputus-putus. Contoh : Batuan Tengah(Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai(Sulawesi Tengah).
c. Terumbu
karang cincin atau attols merupakan terumbu
karang yang berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik. Terumbu karang yang berbentuk
cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak
terdapat perbatasan dengan daratan.
d. Terumbu
karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-kadang disebut juga
sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai
ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar.
Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan
kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)
f. Kerusakan
terumbu karang
Indonesia merupakan
negara yang mempunyai potensi terumbu karang terbesar di dunia. Luas terumbu
karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2. Hal
tersebut membuatIndonesia menjadi negara pengekspor terumbu karang pertama di dunia. Dewasa
ini, kerusakan terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat secara pesat.
Terumbu karang yang masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%. Kerusakan ini
menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang alami. Meskipun faktanya kuantitas
perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on International
Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), laju eksploitasi
terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem penanganannya.
Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu
karang :
1. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat
mencemari air laut
2. Membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat
menyelam, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang
3. Pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka
semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
4. Penggunaan
pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut
residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut
juga.
5. Membuang jangkar pada pesisir
pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di
bawahnya.
6. Terdapatnya predator terumbu karang,
seperti sejenis siput drupella.
7. Penambangan
8. Pembangunan pemukiman
9. Reklamasi pantai
10. Polusi
11. Penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti
pemakaian bom ikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling
luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari
permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar,
ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan
revolusi biru.
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai,
estuari, dan terumbu karang. Laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan
tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Ekosistem
pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut. Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari
sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke
laut. Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis
tumbuhan alga yang disebut
zooxanhellae.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.