Sabtu, 30 April 2016

ANEKA CATFISH HIAS

Jenis Jenis Ikan Hias Catfish

Banyak spesies dari catfish atau lebih kita kenal dengan nama ikan lele / lele hias menjadi ikan hias air tawar yang banyak di minati para penghobi ikan hias. Banyak sekali jenis dari catfish atau ikan lele ini mulai dari yang berukuran kecil hingga raksasa. Misalnya Red tail catfish mampu mencapai ukuran 1 meter saat dewasa.




Red Tail Catfish

Red Tail Catfish dewasa 

Armored Catfish - Corydoras
Family: Callichthyidae
Catfish jenis ini berukuran kecil dan menempati dasar aquarium. Banyak terdapat jenis corydoras ini namun yang paling banyak ditemui yaitu albino corydoras. Ikan hias ini cocok untuk anda yang memiliki akuarium berukuran tidak terlalu besar. Ikan hias ini juga dapat di satukan dengan ikan-ikan hias lain dalam satu komunitas dalam akuarium.
Albino Cory


Banjo Catfish
Family: Aspredinidae
Ikan berkumis ini dinamai "Banjo" karena ikan ini memiliki bentuk seperti banjo. Yang termasuk ke dalam golongan banjo catfish ini ialah Banjo Cat / Guitarrita (Bunocephalus Coracoideus) yang berasal dari Amerika Selatan. Ikan yang kebanyakan waktunya dihabiskan untuk berdiam diri ini termasuk ikan nokturnal yang lebih aktif di malam hari.

Banjo Catfish ( Bunocephalus coracoideus ) 

Flat-nosed Catfish - Antenna Catfish
Family: Pimelodidae

Red Tail Catfish
            Kelompok ikan hias ini merupakan salah satu yang paling populer dan di minati. Beberapa di antaranya termasuk ke dalam ikan predator dan memiliki ukuran maksimal hingga mencapai lebih dari 1 meter sehingga untuk memelihara ikan ini hingga dewasa akan di butuhkan akuarium dengan ukuran yang sangat besar ataupun di tempatkan di kolam ikan.
Antenna Catfish ini menurut asalnya terbagi ke dalam 2 bagian yaitu : South America Antena
Catfish dan Asian Antenna Catfish.
Yang termasuk ke dalam kelompok South America Antenna Catfish antara lain ialah : Pictus Cat, Red Tail Cat Fish, Tiger Shovelnose Catfish (TSN), Lima Shovelnose / Sorubim Lima , Marbled Pim, Four-lined Pimelodus, Zebra Shovelnose / Tigrinus Catfish.

Tiger Shovelnose Catfish (TSN) 
Yang paling populer dari kelompok lele dari amerika ini antara lain Red Tail Catfish, Tiger Shovelnose Catfish (TSN) dan Tigrinus Catfish.

Tigrinus Catfish / Zebra Shovelnose


            Yang termasuk ke dalam kelompok Asian Antenna Catfish antara lain ialah : Asian Bumblebee Catfish, Asian Upside-down Catfish,
Black Lancer Catfish, Shadow Catfish


Black Lancer Catfish

Naked Catfish - Upside-Down Catfish
Family: Mochicidae
Salah satu keunikan ikan jenis ini ialah bahwa mereka suka berenang dengan terbalik.

Synodontis
Pangasius Catfish -  Shark Catfish
Family: Pangasiidae
Jenis ini merupakan salah satu yang paling banyak di minati. Ikan patin / pangasius merupakan salah satu yang termasuk kedalam kelompok ini. Ada jenis dari shark catfish ini  yang sangat mirip dengan hiu kita kenal dengan nama nama Genghis Khan. Untuk memelihara ikan jenis ini hingga dewasa di perlukan akuarium yang cukup besar karena ukurannya yang bisa mencapai 1 meter bahkan lebih. Salah satu yang terbesar ialah Giant Mekong Catfish yang bisa mencapai ukuran lebih dari 2,5 meter.

Pangasius Sanitwongsei
Yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain Iridescent Shark, Striped Catfish, Sutchi Catfish( Paroon Shark ), Pangas Catfish (Yellowtail Catfish), One Spot Pangasius, Giant Mekong Catfish.


Shark Catfish - Sea Catfish
Family: Ariidae
Ikan Catfish jenis ini mampu hidup di air payau maupun air tawar.

Suckermouth Catfish - Armor-Plated Catfish
Family: Loricariidae
Mungkin kita lebih mengenalnya dengan nama ikan sapu-sapu. Atau sering juga disebut "pleco". Family loricariidae ini merupakan kelompok terbesar dari Catfish dengan 680 lebih spesies


Thorny Catfish

Family: Doradidae
Catfish ini memiliki ciri "tulang" yang menonjol di sepanjang tubuhnya


Walking Catfish
Family: Clariidae
Ikan lele atau catfish jenis ini mungkin yang paling sering kita temui, lele kampung, lele dumbo (Clarias gariepinus) termasuk ke dalam kelompok ini. Walaupun begitu ada beberapa species yang patut kita pertimbangkan menjadi penghuni akuarium kita diantaranya adalah lele albino alias albino clarias catfish

Lele Albino

Driftwood Catfish
Family :Auchenipteridae
Memiliki bentuk tubuh unik jenis driftwood catfish ini juga sangat cocok untuk menempati akuarium kita. Oil catfish dan jaguar catfish termasuk ke dalam golongan ini.

Oil Catfish

Jaguar Catfish

Whale Catfish
Family : Cetopsidae
Seperti namanya catfish atau lele jenis ini sekilas mirip dengan ikan paus (whale). Walaupun ada beberapa diantara jenis whale catfish ini lebih mirip ikan hiu.

Blue Whale Catfish

Talking Catfish
Family : Doradidae
Jenis ikan lele hias ini dinamai "talking catfish" atau lele yang bicara karena ia bisa mengeluarkan bunyi "klik" terutama saat ia di pindahkan dari akuarium
.
Sisorid Catfish
Family : Sisoridae

Catfish atau lele yang berasal dari asia ini biasa hidup di air tawar dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya sehingga. Yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain Moth Catfish ( Hara Jerdoni),


Moth Catfish

Electric Catfish
Family Malapteruridae
Beberapa jenis ikan lele atau catfish dari kelompok ini  ikan yang berasal dari Afrika ini mampu menghasilkan listrik hingga 350 Volt. Biasanya mereka aktif di malam hari.

Electric Catfish

Sheath Catfish
Family : Siluridae

Ikan lele atau catfish golongan ini dikenal juga dengan nama wels catfish. Ciri khas ikan  golongan sheath catfish  ini yaitu  mulutnya yang lebar.

Dinema Catfish

Salah satu yang termasuk kelompok ini yaitu dinema catfish yang berasal dari kalimantan dan Glass Catfish alias lele kaca

Glass Catfish / Lele Kaca


Minggu, 27 Maret 2016

MAKALAH EKOSISTEM AIR LAUT


BAB I
PENDAHULUAN

           A.      Latar Belakang
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem. Salah satunya adalah ekosistem air laut.. Dan dalam makalah ini, kami akan cantumkan tentang ekosistem air laut.Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi. Ekosistem ini biasa juga disebut dengan Ekosistem Bahari Ekosistem air laut seperti halnya ekosistem air tawar, pada ekosistem air laut merupakan media internal dan eksternal bagi organisme yang hidup didalamnya. Air merupakan zat yang mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut sekaligus juga merupakan bagian penyusun atau pembentuk tubuh tumbuh-tumbuhan dan binatang bianatang laut (Dr. Abdul Razak, M.Si, dan DR. H. Armin Arief, M.PH,2006:65)

               B.       Rumusan Masalah
Dalam makalah yang kami susun ini, dengan judul “Ekosistem Air Laut” ada beberapa yang menjadi rumusan masalah diantaranya:
          1.      Apa pengertian ekosistem air laut ?
          2.      Bagaimana ciri-ciri ekosistem air laut ?
          3.      Mendeskripsikan pembagian ekosistem air laut ?

             C.      Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah maka tentulah memiliki suatu tujuan. Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
          1.      Untuk mengetahui pengertian ekosistem air laut
          2.      Untuk mengetahui ciri-ciri ekosistem air laut
          3.      Untuk mengetahui pembagian ekosistem air laut

            D.      Manfaat Penulisan
Ketika kita menulis makalah maka tentu ada manfaat yang dapat kita ambil, baik dari penyusun sendiri maupun bagi para pembaca. Adapun beberapa manfaat yang dapat ambil yaitu dapat mengetahui ilmu tentang ekosistem air laut, baik dari pengertiann, cici-cirinya, pembagiannya, maupun manfaat dari ekosistem air laut itu sendiri.






BAB II
PEMBAHASAN

          A.      Pengertian Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan revolusi biru. Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surutSeperti halnya ekosistem air tawar, pada ekosistem air laut merupakanmedia internal dan eksternal bagi organisme yang hidup didalamnya. Air merupakan zat yang mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut sekaligus jugamerupakan bagian penyusun atau pembentuk tuibuh tumbuh-tumbuhan dan binatang bianatang laut.

        B.       Ciri-Ciri Ekosistem Air Laut
Dari pengertian tentang ekosistem air laut yang telah dijelaskan  di atas, maka kita  dapat menyimpulkan bahwa ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut :
     1.      Memiliki salinitas (kadar garam) tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
     2.      NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.
     3.      Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
     4.      Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.
    5.      Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin).
     6.      Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.


     C.      Pembagian Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai, estuari, dan terumbu karang.
     1.      Lautan/laut
Dari sisi Bahasa Indonesia pengertian laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah:
      a)      hanyak minum
      b)      air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
      c)      sedikit mengeluarkan urine
      d)     pengeluaran air terjadi secara osmosis
      e)      garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang
Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya yaitu :
      a)      Tempat rekreasi dan hiburan.
      b)      Tempat hidup sumber makanan kita.
      c)      Pembangkit listrik
      d)     Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laun, dll.
      e)      Tempat barang tambang berada.
      f)       Salah satu sumber air minum (desalinasi).
      g)      Sebagai jalur transportasi air.
      h)      Sebagai tempat cadangan air bumi.
       i)        Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan.
Di permukaan bumi terdapat berbagai macam jenis laut, jenis laut dapat dibedakan berdasarkan proses terjadinya, letaknya dan kedalamannya.
a.         Berdasarkan proses terjadinya perairan laut dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
      1.      Laut Ingresi, terjadi karena dasar laut mengalami penurunan. Kedalaman laut ingresi pada umumnya lebih dari 200 meter. Contoh laut ingresi adalah Laut Maluku dan Laut Sulawesi.
        2.      Laut Transgresi, terjadi karena permukaan air laut bertambah tinggi. Laut transgresi umumnya terdiri dari laut dangkal yang kedalamannya kurang dari 200 meter. Contoh laut transgresi adalah Laut Jawa, Laut Cina Selatan dan Laut Arafura.
      3.      Laut Regresi, terjadi karena laut mengalami penyempitan akibat adanya proses sedimentasi lumpur yang dibawa oleh sungai.
b.        Berdasarkan letaknya, perairan laut terdiri dari :
       1.      Laut Tepi, yaitu laut yang terdapat di tepi benua. Contohnya Laut Jepang, Laut Cina Selatan dan Laut Arab.
       2.      Laut Tengah, yaitu laut yang terletak di antara dua benua. Contohnya Laut Tengah, laut-laut yang ada di wilayah Indonesia.
        3.      Laut Pedalaman, yaitu laut terletak di tengah-tengah benua dan hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya Laut Hitam dan Laut Baltik
c.         Berdasarkan kedalamannya, wilayah perairan laut terdiri dari empat zona, yaitu :
       1.      Zona Litoral, yaitu wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut. Wilayah ini kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan tergenang pada saat air laut mengalami pasang. Zona litoral biasanya terdapat di daerah yang pantainya landai.
       2.      Zona Neritik, adalah daerah dasar laut yang mempunyai kedalaman rata-rata kurang dari 200 meter. Contohnya wilayah perairan laut dangkal di Paparan Sunda dan Paparan Sahul di wilayah perairan Indonesia. Seperti Laut Jawa, Selat Sunda dan Laut Arafuru.
        3.      Zona Batial, adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman antara 200 meter – 1.800 meter.
       4.      Zona Abisal, adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1.800 meter. Contohnya Palung Laut Banda (7.440meter) dan Palung Laut Mindanao (10.830 meter).
Di Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas dan kurang terjaga sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan negara tetangga. Adapun wilayah perairan laut Indonesia antara lain :
        1.      Landas Kontinen, yaitu bagian laut yang kedalamannya mencapai 200 meter. Pada wilayah ini suatu negara berhak untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya. Penentuan landas kontinen didasarkan atas wilayah perairan Indonesia dan dikuatkan oleh perjanjian dengan negara-negara yang berbatasan dengan Indonesia, seperti Malaysia, Thailand, Australia, Singapura dan India.
        2.      Laut Teritorial, yaitu wilayah laut suatu negara sejauh 12 mil dari garis dasar lurus. Garis dasar lurus adalah garis yang ditarik dari titik-titik terluar suatu pulau pada saat air laut surut.
        3.      Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu negara yang diukur sejauh 200 mil (± 320 Km) dari garis dasar wilayah laut.

      2.      Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Adapun pembagian daerah pantai terbagi atas 3, yaitu :
1.        Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
2.        Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
3.        Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut :  
      a.       Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
      b.      Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.

      3.      Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

      4.      Terumbu Karang
a.        Pengertian  terumbu karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul,Morfologi dan Fisiologi. Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui. Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimen kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitaskoral.
b.        Habitat terumbu karang
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhusalinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3°C di atas suhu normal.
c.         Kondisi optimum terumbu karang
Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekitar di atas 20oC. Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi. Hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang.
Beberapa terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatanfotosintesis. Polip-polip penyusun terumbu karang yang terletak pada bagian atas terumbu karang dapat menangkap makanan yang terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat dimanfaatkan oleh spesies laut lainnya.[1] Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme laut yang efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien (oligotrofik).

d.        Manfaat terumbu karang
Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah :
       1.      sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,
        2.      pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya.
        3.      penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.
     4.      Penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman hayati.
e.         Klasifikasi terumbu karang
1.      Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur
a.       Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis.
b.      Karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae uniseluler (Dinoflagellata unisuler), seperti Gymnodinium microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang karang dan melaksanakan Fotosintesis. Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan karang menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae. Hasil samping dari aktivitas ini adalah endapan kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang karang.
c.       Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifatFototropik positif. Umumnya jenis karang ini hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut. Disamping itu untuk hidup binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara 25-32 °C.
d.      Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia.
2.      Berdasarkan letaknya
a.       Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs adalah jenis terumbu karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh:Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

b.      Terumbu karang penghalang. Secara umum, terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar 0.5­2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh : Batuan Tengah(BintanKepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai(Sulawesi Tengah).
c.       Terumbu karang cincin atau attols merupakan terumbu karang yang berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik. Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau­-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.
d.      Terumbu karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-kadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)
f.          Kerusakan terumbu karang
Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang terbesar di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2. Hal tersebut membuatIndonesia menjadi negara pengekspor terumbu karang pertama di dunia. Dewasa ini, kerusakan terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat secara pesat. Terumbu karang yang masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%. Kerusakan ini menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang alami. Meskipun faktanya kuantitas perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), laju eksploitasi terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem penanganannya.
 Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang :
           1.      Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut
        2.      Membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang
         3.      Pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
            4.      Penggunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.
        5.      Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
         6.      Terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
         7.      Penambangan
         8.      Pembangunan pemukiman
         9.      Reklamasi pantai
        10.  Polusi
        11.  Penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan






BAB III
PENUTUP

          A.      Kesimpulan
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan revolusi biru.
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai, estuari, dan terumbu karang. Laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.

        B.     Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.